Manajemen Hati



Satu hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan kita, dan akan selalu menjadi suatu yang akan selalu berhubungan dengan kita, yaitu Hati. Kita selalu menghubung-hubungkan setiap apa yang kita lakukan dengan hati. Dengan hati inilah yang merupakan hakikat manusia yang sesungguhnya karena sifat dan keadaannya yang dapat menangkap segala pengertian serta pengetahuan sehingga manusia yang mempunyai hati tersebut dapat melakukan perbuatan atau amal. Berbeda jika hati yang kita maksud adalah hati yang secara jasmani, hati yang secara jasmani adalah segumpal daging yang berbentuk bulat panjang seperti jantung pisang yang terletak di rongga dada sebelah kiri. Jadi jangan pernah salah lagi untuk menunjuk hati yang ada di dalam diri kita, masa udah gede masih gak tau dimana letak hati kita. . .

Ibarat di dalam suatu negara, hati itu laksana presiden atau kepala pemerintahan. Dalam menjalankan kebijakan yang telah ditentukan sang presiden, tentulah dibutuhkan tenaga pelaksana, atau dapatlah disebut pasukan atau tentara-tentara. Dengan demikian, pasukan itu bergerak dan bertindak atas dasar perintah sang presiden. Mereka tidak dapat menyeleweng dari garis perintah yang telah diberikan oleh si hati selaku presiden mereka. Penjelasan tentang pasukan selaku pelaksana yang menjalankan perintah hati tersebut, adalah pasukan lahir.
Pasukan lahir adalah pasukan hati yang dapat dilihat oleh mata, yang terdiri dari tangan, kaki, mata, telinga, mulut, dan semua anggota tubuh lainnya. Kesemua anggota tubuh itu bertindak dan bergerak karena perintah hati. Jika hati memerintahkan mata untuk terbuka dan melihat sesuatu, maka mata akan menuruti perintahnya dengan membuka dan melihat sesuatu yang dikehendaki oleh hati itu. Tangan akan melakukan suatu tindakan atau gerakan menurut perintah hati. Kaki akan bergerak, melangkah dan berjalan sesuai dengan apa yang diperintahkan hati kepadanya. Begitu pula lidah atau lisan, apabila ia disuruh oleh hati untuk berbicara dan pasti apa yang akan dibicarakannya, maka akan berbicaralah ia. Demikian pula pembawaan dan naluri seluruh anggota-anggota yang lain.

Mengingat tugasnya tersebut, maka kebutuhan hati akan segenap pasukan-pasukannya itu sama dengan kebutuhan hati terhadap kendaraan dan bekal  yang diperlukannya untuk perjalanannya melaksanakan tugas yang diembannya.
Kendaraan bagi hati adalah badan, sementara bekal yang diperlukan hati adalah ilmu.
Meskipun sesungguhnya semua pasukan hati tersebut bertindak atas perintah hati selaku presiden, namun tidak jarang mereka membantah serta membangkang terhadap perintah hati, kedua pasukan tersebut adalah amarah dan syahwat.

Jika amarah dan syahwat menuruti perintah hati, maka hal itu dapat menolong hati dalam perjalanannya yang sedang ditempuh hingga akhirnya meninggalkan dunia yang fana ini. Akan tetapi jika amarah dan syahwat tersebut membantah dan membangkang terhadap hati, dan bahkan akhirnya keduanya dapat menguasai dan memperbudak hati, maka akan rusak dan binasalah hati serta terputusnya perjalanan hati untuk mencapai kebahagiaan abadi.
Namun sesungguhnya hati masih memiliki pasukan lain, yaitu Ilmu, Hikmah, dan Tafakur (Pengamatan). Ketiga pasukan hati tersebut merupakan pasukan yang sangat berharga bagi hati, karena mereka merupakan pasukan yang bertugas melindungi pasukan amarah dan syahwat. Hati berhak meminta pertolongan kepada ilmu, hikmah, dan tafakur.
Hati kita yang ibaratnya sebagai pemimpin seluruh diri kita, kita harus melakukan apa yang diperintahkan oleh hati, karena sejatinya hati kita selalu memerintahkan kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, bukan sebaliknya. Hal-hal yang membuat hati kita hancur adalah karena amarah dan syahwat yang membangkang terhadap hati. Jika kita bisa memanage hati kita dengan baik, InsyaAllah perjalanan hidup kita bersama hati kita akan cemerlang di dunia bahkan di akhirat. Aamiin yra.

Referensi :
Ghazali, Imam Al. Manajemen Qalbu. Yogyakarta: Harapan Utama, 2003.

Share:

0 komentar